Featured Products

Vestibulum urna ipsum

product

Price: $180

Detail | Add to cart

Aliquam sollicitudin

product

Price: $240

Detail | Add to cart

Pellentesque habitant

product

Price: $120

Detail | Add to cart

MENCOBA MERASIONALKAN ISLAM


by: mOHAMMED hALIM
Dalam sejarah perkebanagn islam kita akan menemukan ada dua babak dalam pemikiran islam yakni rasional dan juga tradisional. Perlu diketahui disin ada proses yang unik tantang alur dari pmikiran islam, ketika kemudian hal yang pertama muncul adalah sebuah rasional bukan tradisional. Apdahal kalau kita melihat banyak hal dimulai dari sesuatu yang tradisional namun islam terbalik, sangat menarik bukan?
Pemikiran rasional islam berkembang pada zaman klasik islam (650M-1250M), sedangkan pemikiran tradisional islam berkembang pada Zaman peretengahan islam (1250M-1800M), pemikiran rasional islam setidaknya dipengaruhi oleh presepsi tentang bagaimana tingginya akal seperti banyak terdapat di dlaam akal ketika disana banyak disebutkan kita harus banyak berfikir afalatatafakkarun atau kita dipertanyakan tentang ke-berakalan kita oleh Allah.
Presepsi ini kemudian bertemu dengan dengan presepsi yang sama dari yunani melalui filsafat dan sains, yang kebetulan pada saat itu berada di pusat peradaban islam seperti aleksandria(Mesir), Jundisyapur(Irak), Antarkia (syria), dan Bactra (persia). Pertemuan islam dan peradaban yunani telah melahirkan pemmikiran rasional di tataran ulama isalam zaman klasik. Namu perlu ditegaskan disini bahwa ada perbedaan antara pemikiran islam dengan yunani, di yunanai tidak dikenal adanay agama samawi, maka pemikiran bebas, tanpa terikat pada ajaran agama tumbuh berkembang dan berlari (ntah apakah terjatuh), sementara ulama islam zaman klasik terikat pada ajaran agama-agam islam sebagaimana yang terdapat dalam al-quran dan hadist.
Oleh akrena itu kalau di yunani berkembang pemikiran rasional yang sekular maka di islam muncul pemikiran rasional yang agamis. Pemikiran ulama filsafat dan ulama sains, sebagimana ulama pada bidangnya mereka mengembangkan berbagai disiplin ilmu namun kemudian masih dalah kerangka ideologis dan tidak bertentangan dengan hal itu. Maka daripada itu filsafat dan sains berkembang sangat pesat disamping ilmu-ilmu agama seperti tafsir dan lain sebagainya, dan perkembanagn ini juga terjadi di komunitas muslim eropa.
Namun pada zaman pertengahan islam berkembang pola pemikiran tradisional, dalam pemikira tradisional tersebut ulama bukan hanya terikat kepada Al-quran dan hadist namun juga kepad ijtihad ulama klasik yang banyak jumlahnya. Oleh karena itu perkembangan pemikiran islam pada zaman itu bersifat terbatas. Mereka tidak memiliki kebebasan berfikir, akibatnya sins dan filsafat menagalami kemunduran, dan ini merupakan kondisi yang bertolak belakang dengan perkembanagan eropa pada zaman itu yang mana mereka mengalami kemajuan dalam filsafat dan sains.
Dan ketika ummat islam mencoba menjalin kontak kembali dengan dunia barat maka kemudian merka mengalami keterkejutan yang luar biasa melihat perkembanag eropa pada saat itu. Mereka tidak menyangka kalau murid yang dulu belajar kepada islam sat ini telah mengguruinya.
Hal ini yang kemudian melandasi ulama abad kesembilan belas merenungkan apa yang harus dilakuakn untuk kemudian menjadi jawaban dari tradisionalisnya pemikiran kita. Semua pembaharu ini berpendapat bahwa untuk mengejar ketertinggalan ini maka kemudian merekan harus emngemabangkan pemikiran rasional yang agamis. Zaman klasik islam yang sanagt perhatian kepada perkembangan sains dan tekhnologi.
Perlu digarisbawahi disini bahwa dalam pemikiran rasional agamis manusia memiliki kebebasan dan akal yang memiliki kedudukan tinggi dalam memahami al-quran dan hadist. Namun kebebasan tersebut hanya terikat pada ajaran-ajaran absolut kedua sumber utama ummat islam.
Jadi sudah saatnya kia dewasa ini menciptakan sebuah gerakan bagimana kemudian mencoba merasionalakan pemikiran kita yang selam ini hany terkait pada ijtihad ulama masa lalu, perhatian islam kepada perkembangan islam dan tekhnologi dan tidak terlupa kepada ajaran filsafat harus ditingkatkan. Dengan kemudian islam tidak hany jumud pada sebuah ajaran yang turunan.
Dan itu harus dilakuakan oleh generasi muda yang kreatif namun berilmu.

No Response to "MENCOBA MERASIONALKAN ISLAM"

Posting Komentar